Senin, 19 Oktober 2015

Golongan Analgesik

Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya seperti parasetamol dan kodein.

1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)

analgesikMerupakan jenis obat analgesik yang memiliki reaksi tubuh terhadap gangguan organ tubuh (inflamasi) yang tidak terlalu kuat. Obat ini sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil dan ibu menyusui.
Cara Kerja NSAID
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi kerja enzim prostaglandin (zat kimia yang dihasilkan tubuh yang membuat rasa nyeri, demam, dan peradangan) sehingga menghasilkan tingkatan yang lebih rendah. Akibatnya dapat mengurangi peradangan, rasa nyeri, dan demam itu sendiri.
Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk golongan ini antara lain :

Aspirin

Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, demam, serta saat terjadinya suatu peradangan. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati serta mencegah apabila terjadi serangan jantung, stroke ataupun rasa nyeri pada dada.
Beberapa merk dagang untuk aspirin antara lain, Arthritis Pain, Ascriptin Enteric, Aspir 81, Aspir-Low, Bayer Aspirin, Bayer Childrens Aspirin, Bufferin, Easprin, Ecotrin, Ecpirin, Fasprin, Halfprin, Miniprin, St. Joseph Aspirin.
Penggunaan Aspirin
  • Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada anak-anak maupun remaja yang sedang terkena demam, gejala flu, maupun cacar air, karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang fatal bagi mereka. Seperti mereka akan mengalami syndrom reye, yaitu semcm penyakit langka dimana cara kerjanya dengan mempengaruhi cara kerja otak dan hati.
  • Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan pada usus, perdarahan hemofilia, maupun penderita yang alergi terhadap NSAID, sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.
  • Pada wanita hamil, obat ini bisa mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi janin. Yaitu gangguan pada jantung serta menurunnya berat badan saat lahir nantinya. Untuk itu sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.
  • Bagi pasien yang mengalami gangguan asma, maag, penyakit hati, jantung, ginjal, hipertensi, maupun polip, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Efek samping aspirin : Gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (pada wajah, lidah, bibir, dan tenggorokan), mengalami sakit perut seperti mulas, mengantuk, sakit kepala ringan.
Saat pasien menghentikan penggunaan aspirin, biasanya akan muncul beberapa gejala seperti mengalami kebingungan, halusinasi, gangguan pernafasan, kejang,mual, muntah, atau sakit perut yang parah, batuk darah atau muntah yang, demam, serta mengalami pembengkakan pada bagian tertentu.

Ibuprofen

Merupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi hormon penyebab demam, peradangan dan nyeri pada tingkat ringan hingga sedang, seperti pada penderita sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami cedera ringan.
Tentang Ibuprofen
  • Beberapa merk dagangnya antara lain, Advil, Genpril, Midol, Motrin, Nuprin.
  • Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam.
Kontra indikasi :
  • Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi bypass jantung, karena obat ini dapat mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau stroke.
  • Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung, stroke, gagal jantung, hipertensi, maag, asma, gangguan hati, ginjal, polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya menghubungi dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus, termasuk perdarahan.
  • Bagi wanita hamil dan menyusui, penggunaan ibuprofen selama 3 bulan dapat membahayakan janin.
Efek samping :
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya ruam,telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas.

Celebrex (celexocib)

Digunakan untuk mengurangi hormon penyebab radang dan nyeri pada tubuh, seperti arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri haid, serta polip pada usus.
Dosis pemakaian : 100 hingga 400 mg perhari.
Kontra indikasi :
  • Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi jantung, karena obat ini dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke.
  • Bagi penderita yang memiliki riwayat sejarah serangan jantung, stroke, penyakit jantung, gagal jantung, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati , penyakit ginjal, epilepsi, asma, polip, gangguan pembekuan darah, maupun yang alergi terhadap jenis NSAID seperti aspirin, sulfa, dan yang lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, karena obat ini dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus.
  • Begitu juga bagi wanita hamil, maupun menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum penggunaanya, karena dapat membahayakan kondisi janin.
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini seperti timbulnya gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan), gangguan pada perut ( seperti diare, kembung, sering buang gas), pusing, gugup, hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan timbulnya ruam pada kulit.

Disclofenac

Digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri tigkat ringan hingga sedang, seperti gejala osteoporosis, rheumatoid arthritis, dan kram saat menstruasi. Disclofenak dalam bentuk serbuk atau biasa disebut cambia dapat digunakan sebagai obat migrain.
Merk dagang obat ini antara lain voltaren, cataflam, voltaren XR, Cambia, zipsor, zorvolex.
Dosis pemakaian obat ini adalah 100 hingga 200 mg/ hari dengan jangka pemberian obat 2 hingga 4 kali sehari stelah makan.
Kontra indikasi :
  • Bagi penderita dengan riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,maag , gangguan hati, ginjal, asma, polip, gangguan perdarahan, ataupun bagi perokok, sebaiknya penggunaan obat ini setelah berdiskusi dengan dokter
  • .Hal yang sama juga berlaku bagi wanita hamil dan menyusui. Karena penggunaan obat ini bisa berakibat fatal bagi janin dan bayi yang disusui.
Efek samping : ulserasi, sensasi panas pada perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging, Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung.

Etodolac

Digunakan untuk mengurangi hormon  yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada tubuh misalnya akibat arthritis atau osteoarthritis.
Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 6 hingga 8 jam setiap hari sehabis makan.
Kontra indikasi
  • Penggunaan etodolac sebelum / pasca operasi bypass jantung dapat meningkatkan risiko yang dapat mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau stroke.
  • Bagi penderita yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, asma, polip dan juga perokok, Etodolac bisa mengakibatkan meningkatnya risiko pada perut atau usus, termasuk perdarahan atau perforasi (pembentukan lubang).
  • Pada wanita hamil dan menyusui, etodolak dapat mengganggu perkembangan janin, dan bayi.
Efek samping : ruam, telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, mulas, retensi cairan, sesak napas, retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung.

Indomethacin

Berfungsi sebagai prostglandin yaitu  menghalangi aksi bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Kontra indikasi :
  • Pasien yang sedang mengkonsumsi obat, suplement, obat herbal
  • Alergi terhadap obat-obatan jenis NSAId, makanan, dan lainnya.
  • Penderita maag dan gangguan perdarahan
  • Penderita dengan riwayat gagal jantung, ginjal, gangguan hati, masalah kencing, tekanan darah tinggi , sariawan, kejang, atau kadar natrium darah rendah, dan infeksi.
Efek samping : Kemerahan dan rasa nyeri pada daerah bekas suntikan, alergi ( seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah), muntah darah, Warna urine dan tinja menjadi gelap, frekuensi buang air kecil menurun, detak jantung lambat; memar, masalah berat badan.

Ketoprofen

Digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh akibat rheumatoid arthritis atau osteoarthritis, dan juga kram saat menstruasi.
Kontra indikasi :
  • Alergi terhadap bahan-bahan ketoprofen
  • Penderita yang mengalami alergi yang parah, seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing.
  • Penderita yang baru saja menjalani operasi jantung atau pernah memiiki riwayat menderita berbagai penyakit seperti ginjal, gangguan hati, diabetes, gangguan usus, asma, tekanan darah tinggi,
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Pasien yang sedang pada masa konsumsi suatu jenis obat, suplement makanan, dan obat-obatan herbal.
Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual, gangguan pada perut.

Ketorolac

Digunakan untuk mengobati rasa nyeri pada tingkatan sedang hingga berat.
Kontra indikasi :
  • Alergi terhadap ketorolac
  • Sedang pada masa konsumsi beerapa jenis obat lainnya
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Memiliki riwayat ulkus, masalah pada ginjal, stroke, hemofilia, maupun pasien pasca melakukan operasi jantung, asma, polip, hipertensi, perokok, pecandu alkohol
Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, gangguan pencernaan, sakit perut, mual, nyeri di tempat suntikan, berkeringat, muntah, terjadi alergi (seperti ruam, gatal-gatal, gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah, suara serak).

Nabumetone

Adalah sejenis NSAID yang juga memiliki fungsi untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh.
Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Seseorang yang alergi terhadap bahan nabumetone
  • Seseorang yang mengalami alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing terhadapa obat-obatan NSAID.
Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau sesuai aturan pakai yang biasanya tertera pada label obat.
Efek samping penggunaan nabumeton diantaranya :
  • Gejala umum yang biasa dialami antara lain : Sembelit, diare, pusing, mengantuk,sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual.
  • Terkadang pengguna akan mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (mulut, wajah, bibir,lidah), gangguan produksi urine, nyeri dada, merasa kebingungan, depresi, pingsan, detak jantung lebih cepat dari biasanya, demam, menggigil, sakit tenggorokan, mengalami perubahan mental atau suasana hati, mati rasa pada tangan atau kaki, mual, muntah , sesak napas, warna kulit atau mata menguning.

Naproxen

Jenis NSAID ini juga digunakan untuk mengurangi hormon penyebab nyeri dan peradangan pada anggota tubuh, seperti nyeri akibat gejal arthritis, ankylosing spondylitis, tendinitis, bursitis, asam urat, atau kram menstruasi.
Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengkonsumsi obat ini :
  • Obat ini dapat memicu resiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Untuk itu sangat disarankan bagi penderita jantung, maupun seseorang yang baru saja melakukan operasi pada jantung untuk menghindari pemakaian obat ini.
  • Bagi orang yang alergi terhadap obat ini sendiri maupun jenis NSAID lain seperti aspirin, atau bagi orang-orang yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, ginjal, asma, polip, ataupun jika anda seorang perokok aktif, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Karena obat ini dapat menyebabkan pendarahan pada bagian perut atau usus, yang bisa berakibat pada kematian.
  • Bagi wanita hamil dan menyusui, mengkonsumsi naproxen di trimester akhir kehamilan bisa membahayakn janin dalam kandungan.
Efek samping yang ditimbulkan :
Sama seperti jenis NSAID yang lainnya naproxen juga memiliki efek samping yang umum terjadi seperti, gatal-gatal, gangguan pernafasan,  pembengkakan ( pada  wajah Anda, bibir, lidah, dan tenggorokan), sakit perut, sakit perut, diare, sembelit, kembung, sering buang gas, pusing, sakit kepala, gugup, penglihatan kabur, terjadi dering di telinga.

Oxaprozin

Obat ini digunakan untuk pengobatan penyakit rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan arthritis, karena obat ini dapat menghalangi zat-zat  yang dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh.
Obat ini tidak baik digunakan untuk seseorang yang alergi terhadap jenis obat itu sendiri maupu jenis-jenis NSAID lainnya seperti ibuprofen dan celebrex, juga bagi wanita yang sedang hamil maupun menyusui dan pasien yang baru saja menjalani operasi penyakit jantung  untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat ini.
Adapun efek samping yang umum terjadi dari pemakaian oxaproxin antara lain : pengguna bisa mengalami Sembelit, diare, pusing, mengantuk, seringnya buang gas, sakit kepala,  mulas, dan mual. Obat ini juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah yang serius. Selain itu, oxaproxin juga dapat meningkatkan resiko penyakit maag.

Piroxican

Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada tahap ringan hingga sedang, seperti pada gejala artritis, pembengkakan, kaku dan nyeri pada otot.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat prostlaglandin dalam tubuh. Dosis penggunaan piroxican pada umumnya adalah 10 hingga 20 mg perharinya.
Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :
  • Wanita yang sedang hamil dan menyusui. Pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan, piroxican dapat berakibat mengurangi tingkat kesuburan anda.
  • Bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan lambung, usus, asma, gangguan hati, ginjal, penyakit jantung, hipertensi, gangguan penglihatan, penggumpalan darah, serta yang alerdi terhadap anti inflamasi jenis lainnnya seperti ibuprofen dan aspirin, sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter sebelum menggunakan obat ini.
Efek samping yang ditimbulkan : kembung, nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, demam, dan gejala flu.

Salsalate

Obat ini digunakan untuk mengobati demam, nyeri, serta peradangan pada tubuh. Obat ini memiliki efek yang kuat seperti halnya  aspirin dalam mengurangi peradangan, tetapi  obat ini tidak berpengaruh pada pembekuan darah dari aspirin.
Jenis penyakit yang dapat diobati dengan salsalate antara lain : heumatoid arthritis, osteoarthritis, peradangan dan nyeri akibat cedera jaringan lunak, tendinitis, dan bursitis.
Dosis umum penggunaan obat ini adalah 3000 mg perhari yang diberikan selama 2 sampai 4 kali.
Peringatan pemakaian :
  • Jangan mengkonsumsi obat ini saat anda mengkonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan resiko sakit maag
  • Bagi wanita menyusui, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini karena dapat mengakibatkan efek buruk bagi bayi
Efek samping yang umumnya terjadi atas penggunaan salsalate adalah gangguan pencernakan, dan tinnitus (telinga berdengiing). Efek lain yang mungkin timbul yaitu : sakit perut, kram, mual, muntah, gangguan pada hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, ruam, gangguan ginjal, vertigo, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan gagal jantung.

Sulindac (clinoril)

Sama seperti jenis NSAID lain, sulindac juga berperan untuk mengatasi rasa nyeri, nyeri dan peradangan yang dsebabkan oleh rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, arthritis gout, osteoarthritis. Obat ini juga dapat  digunakan untuk mengobati peradangan yang terjadi pada jaringan lunak seperti tendinitis dan bursitis.
Peringatan sebelum penggunaan sulindac :
  • Dosis penggunaan obat ini adalah 150 hingga 200 mg perhari yang diberikan selama 2 kali sehari sehabis makan. Batas maximal konsumsi obat ini adalah 400 mg/ hari.
  • Bagi pasien dengan riwayat penyakit asma, dan alergi seperti gatal-gatal, atau alergi terhadap jenis obat-obatan lain, penderita ulkus peptikum (gangguan fungsi ginjal), obat ini sebaiknya dihindari. karena dapat memperburuk kondisi pasien seperti Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi.
  • Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.
Efek samping penggunaan obat ini antara lain :
Sama seperti efek samping antibiotik, jenis obat ini dapat menyebabkan gangguan pencernakan (seperti gangguan pada lambung dan usus kecil), nyeri perut, kram, mual, peradangan selaput lendir pada lambung (gastritis), perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, lemah, pusing, timbulnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging.

Tolmetin

Merupakan sejenis anti inflamasi NSAID yang berguna untuk pengobatan demam, nyeri, dan peradangan seperti pada gejala rheumatoid arthritis, arthritis juvenile, atau osteoarthritis.
Penggunaan Tolmetin :
  • Dosis yang dianjurkan untuk jenis obat ini adalah 200 hingga 600 mg perhari selama tiga kali minum setelah makan. Dosis maximum adalah 1800 mg perhari.
  • Penggunaan tolmetin pada pasien yang sedang mengkonsumsi jenis obat-obatan antikoagulan dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Begitu juga bagi pasien yang memakai lithium atau methotrexate, dapat mengembangkan kadar racun obat itu sendiri.
  • Pencampuran penggunaan tolmetin dengan valsartan, losartan, irbesartan atau angiotensin converting enzyme inhibitor, kaptopril pada lansia yang mengalami gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.
Efek samping yang umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan obat ini adalah gangguan pencernakan, nyeri perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, terjadi ulserasi lambung, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, telinga berdenging.

2. Acethaminophen (paracetamol)

Acethaminophen kadang-kadang disingkat APAP yang terkandung dalam berbagai jenis obat-obatan. Untuk itu sebelum menggunakan obat-obatan, telitilah dulu kandungan yang biasa tertera pada labelnya. Jangan sampai kita mengkonsumsi obat ini dalam melebihi dosis yang nantinya akan berakibat fatal.Merupakan jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi masyarakat, yaitu untuk meredakan rasa nyeri dan demam. Penggunaan analgesic ini antara lain untuk pengobatan sakit kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan juga demam.
Sebaiknya obat ini digunakan selain untuk pasien dengan gangguan fungsi hati dan juga pengonsumsi alkohol. Penggunaan obat ini untuk wanita yang sedang hamil, ibu menyusui, dan anak-anak dibawah 2 tahun, harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Obat ini biasanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh infeksi atau yang lainnya. Selain itu, obat ini juga bisa meredakan rasa nyeri pada tingkat rendah hingga sedang. Analgesik ini bekerja langsung pada pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.
Adapun beberapa merk dagang dari acethaminophen antara lain paracetamol, sanmol, pamol, fasidol, panadol, itramol, dan masih banyak lagi.
Acethaminophen diberikan pada pasien secara oral
Efek samping penggunaan acethaminophen :
  1. Hilangnya nafsu makan
  2. Mual
  3. Muntah
  4. Sakit perut
  5. Berkeringat
  6. Mengalami kebingungan
  7. Kelelahan
  8. Urine berwarna gelap
  9. Kulit mata menguning
  10. Penggunaan acethaminophen pada pecandu alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
  11. Obat ini juga bisa mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal, Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan
  12. Dapat menimbulkan gangguan pernafasan
  13. Ruam pada kulit yang berakibat melepuh dan mengelupas.

3. Kodein

Merupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada stadium sedang hingga berat. Selain itu obat ini juga berguna untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi.
Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat berada pada saluran pencernakan (hati), fungsi obat ini akan diubah ke bentuk aslinya yaitu morfin.
Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia kesehatan pemakaiannya biasa digabungkan dengan jenis analgesik lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan juga kafein.
Beberapa efek yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain :
  • Euforia
  • Gatal-gatal
  • Mual
  • Muntah
  • Mengantuk
  • Mulut terasa kering
  • Hipotensi
  • Sulit buang air kecil
  • Depresi
  • Sembelit
  • Bila over dosis, bisa mengakibatkan gangguan saluran pernafasan
  • Kecanduan jika digunakan dalam jangka panjang.
Bila penggunaan dihentikan, pasien biasanya akan mengalami withdrawal syndrome, yaitu gelisah dan berkeringat.
Demikian beberapa jenis analgesik, semoga bermanfaat.

Golongan Obat Anti Histamin

Obat antihistamin adalah jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan seperti alergi, termasuk:
  • Alergi serbuk bunga
  • Rhinitis alergi - radang hidung akibat reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu seperti zat dari polusi udara
  • Kondisi kulit yang alergi, seperti eksim atau urtikaria (gatal-gatal)
  • Konjungtivitis alergi - radang mata
Obat antihistamin bekerja dengan menghalangi efek dari protein yang disebut histamin. Obat antihistamin tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul (antihistamin lisan), krim, lotion dan gel (antihistamin topikal).

Bagaimana obat antihistamin bekerja?

Histamin adalah sebuah protein yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melindungi sel-sel tubuh terhadap infeksi. Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan alami tubuh terhadap penyakit dan infeksi.

Jika sistem kekebalan tubuh mendeteksi benda asing yang berbahaya, seperti bakteri atau virus, itu akan melepaskan histamin ke dalam sel di dekatnya. Histamin yang menyebabkan pembuluh darah kecil membesar dan kulit di sekitarnya membengkak. Hal ini dikenal sebagai peradangan.

Pembesaran pembuluh darah memungkinkan bertambahnya jumlah sel darah putih melawan infeksi untuk dikirim ke area infeksi. Pembengkakan kulit di sekitarnya juga membuat lebih sulit bagi infeksi menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Histamin biasanya merupakan protein yang berguna, tetapi jika Anda mengalami reaksi alergi itu kadang-kadang diperlukan untuk memblokir efek. Reaksi alergi terjadi ketika kesalahan sistem kekebalan tubuh mengenali zat berbahaya, seperti serbuk sari sebagai ancaman.

Pelepasan histamin menyebabkan proses peradangan dimulai dan mengarah ke jaringan di dekatnya menjadi merah dan bengkak. Hal ini juga dapat mempengaruhi saraf di kulit, membuat kulit terasa gatal.

Golongan antihistamin


Ada sejumlah golongan antihistamin, yang diklasifikasikan dalam dua golongan. Ini adalah:
  • Antihistamin generasi pertama, yang dapat menyebabkan gejala mengantuk pada kebanyakan orang. Contoh obat antihistamin ini yaitu diphenhydramine dan klorfenamin
  • Antihistamin generasi kedua, yang biasanya tidak menyebabkan gejala mengantuk dan contoh obat antihistamin atau merk obat antihistamin ini termasuk loratadin dan cetirizine
Obat golongan antihistamin generasi kedua biasanya dianjurkan. Jangan meremehkan tingkat kantuk yang disebabkan oleh antihistamin generasi pertama, efek obat antihistamin generasi pertama dapat berlanjut ke hari berikutnya jika Anda menggunakannya pada malam hari.

Penelitian telah menemukan bahwa orang dewasa yang secara rutin menggunakan obat antihistamin generasi pertama kemungkinan lebih besar untuk terlibat dalam kecelakaan serius. Demikian pula, anak-anak yang sering menggunakan obat antihistamin generasi pertama tampil kurang baik di sekolah daripada biasanya yang diharapkan.

Apa fungsi obat antihistamin?


Fungsi obat antihistamin adalah biasanya untuk membantu mengendalikan gejala dari kondisi kesehatan yang berhubungan dengan reaksi alergi.

Meskipun obat anti histamin tidak dapat menyembuhkan kondisi ini karena obat ini tidak mempengaruhi penyebab dasar, obat antihistamin sering dapat memberikan bantuan yang cukup baik.

Kegunaan Obat Antihistamin : Contoh Obat Antihistamin Untuk Mengobati Alergi


Kondisi yang bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan obat antihistamin adalah :
  • Alergi serbuk bunga
  • Rhinitis alergi - peradangan pada saluran hidung
  • Eksim atopik - kondisi alergi pada kulit yang umum
  • Urticaria - juga dikenal sebagai ruam dan gatal-gatal
  • Konjungtivitis alergi - radang mata
  • Reaksi alergi yang disebabkan oleh gigitan serangga atau sengatan serangga
  • Reaksi alergi ringan yang disebabkan oleh alergi makanan; reaksi alergi yang lebih serius (anafilaksis) biasanya memerlukan pengobatan dengan adrenalin (bahan kimia yang dapat membalikkan banyak proses yang terkait dengan reaksi alergi)

Fungsi obat antihistamin untuk yang lain

Obat antihistamin selain digunakan untuk mengobati kondisi alergi, obat anti histamin juga memiliki beberapa manfaat lainnya, termasuk mengobati sakit maag dan insomnia.

Sakit maag
Suatu jenis obat antihistamin, yang dikenal sebagai antagonis reseptor H2, kadang-kadang digunakan untuk mengobati sakit maag. Hal ini karena histamin juga dapat merangsang produksi asam lambung.

Antagonis reseptor H2 dapat digunakan untuk memblokir efek asam merangsang, yang membantu mengurangi tingkat asam dalam perut dan gangguan sistem pencernaan.

Insomnia
Obat antihistamin generasi pertama mungkin terdapat beberapa manfaat dalam pengobatan insomnia jangka pendek, terutama jika gejala sulit tidur yang disebabkan oleh kondisi alergi yang mendasarinya, seperti kondisi alergi pada kulit.

Penggunaan obat antihistamin jangka panjang untuk mengobati insomnia tidak dianjurkan karena ada pengobatan yang lebih efektif. Selain itu, ada risiko bahwa Anda bisa menjadi kecanduan terhadap efek penenang dari obat antihistamin generasi pertama.

Bagaimana kerja obat antihistamin?


Obat antihistamin tidak mencegah tubuh memproduksi histamin, tapi antihistamin menghentikan histamin mempengaruhi sel-sel tubuh Anda dengan cara yang biasa.

Antihistamin melakukan ini dengan menargetkan molekul khusus yang disebut reseptor, yang ditemukan dalam sel-sel Anda.

Reseptor
Reseptor adalah molekul protein yang ditemukan dalam dinding sel. Mereka bereaksi ketika berhubungan dengan protein tertentu lainnya.

Efek samping dari obat antihistamin

Obat antihistamin generasi pertama


Efek samping yang umum dari obat antihistamin generasi pertama antara lain:
  • Kantuk
  • Gangguan pemikiran
  • Mulut kering
  • Pusing
Obat antihistamin generasi kedua

Beberapa orang akan mengalami rasa kantuk setelah menggunakan obat antihistamin generasi kedua. Jika Anda merasa mengantuk, jangan mengemudi, minum alkohol atau menggunakan mesin.

Selain mengantuk, efek samping lain dari obat antihistamin generasi kedua meliputi:
  • Sakit kepala
  • Mulut kering
  • Hidung kering
Efek samping obat antihistamin yang jarang terjadi termasuk:
  • Detak jantung yang cepat
  • Sesak dada

Ingat, sebelum menggunakan obat antihistamin, sebaiknya rekomendasikan dengan dokter terlebih dahulu karena obat tersebut biasanya dapat menimbulkan efek samping yang tak terduga.

Jenis-Jenis Golongan Antibiotik Dan Fungsinya

Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang sering diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri dan beberapa parasit tertentu. Obat ini sangat banyak macamnya yang terkadang dapat membingungkan, sehingga penting sekali mengetahui golongan antibiotik serta fungsinya masing-masing.
Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti penyakit tipes, selulitis, bisul, dan beberapa infeksi oleh parasit tertentu. Antibiotik disebut juga sebagai antibakterial. Tersedia dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, injeksi (suntik), krim atau salep dan lotion.
golongan antibiotik
ilustrasi antibiotik
Ingat, fungsi antibiotik adalah membunuh bakteri sehingga tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus seperti batuk pilek, DBD, cacar air, dll. ataupun infeksi jamur kecuali ada infeksi skunder  oleh bakteri yang menyertainya. Untuk virus dan jamur sudah tersedia obat khusus yaitu anti virus dan anti jamur (anti fungi).
Jenis-Jenis Golongan Antibitoik
Ada banyak jenis antibiotik dengan berbagai nama dan merek. Penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja nya. Setiap jenis antibiotik hanya bekerja terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu. Inilah sebabnya mengapa antibiotik yang berbeda digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang berbeda. Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:
  • Penicillins, contohnya penicillin V, flucloxacillin, and amoxicillin.
  • Cephalosporins, contohnya cefaclor, cefadroxil, cefalexin.
  • Tetracyclines, contohnya tetracycline, doxycycline, and minocycline.
  • Aminoglycosides, contohnya gentamicin, amikacin, and tobramycin.
  • Macrolides, contohnya erythromycin, azithromycin, and clarithromycin.
  • Clindamycin.
  • Sulfonamides and trimethoprim, contohnya co-trimoxazole.
  • Metronidazole and tinidazole.
  • Quinolones, contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, and norfloxacin.
Kebanyakan antibiotik memiliki 2 nama, yaitu nama generik dan nama dagang (merek atau nama paten). Nama dagang atau merek diciptakan oleh perusahaan obat yang memproduksi obat. Sedangkan nama generik merupakan nama asli struktur kimia antibiotik itu sendiri. Misalnya amoxicillin (generik), memiliki banyak nama dangang seperti Yusimox, Etamox, Brodamox, dll tergantung produsen obat.

Fungsi atau Mekanisme Kerja Antibiotik
Ada dua mekanisme kerja utama antibiotik yaitu membunuh (bakterisidal) dan menghambat bakteri (bakteriostatik). Antibiotik yang memiliki mekanisme kerja berfungsi membunuh bakteri sering dilakukan dengan cara merusak struktur dinding sel bakteri sehingga bakteri akan mati dengan antibiotik tersebut. Sedangkan antibiotik yang menghambat bakteri yaitu dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem pertahanan tubuh manusia.
Kapan Antibiotik Digunakan?
Antibiotik biasanya hanya untuk diresepkan infeksi bakteri yang lebih serius, dan untuk beberapa infeksi parasit.
Penyakit infeksi yang sering disebabkan oleh virus, maka tidak memerlukan antibiotik. Bahkan penyakit infeksi bakteri yang ringan, juga tidak perlu karena sistem kekebalan tubuh dapat mengusirnya.
Jadi, jangan heran jika dokter tidak merekomendasikan antibiotik untuk kondisi yang disebabkan oleh virus atau infeksi non-bakteri, atau bahkan untuk infeksi bakteri yang ringan. Namun, Anda perlu antibiotik jika mengalami infeksi bakteri yang serius sepertimeningitis atau pneumonia.
Dengan begitu banyaknya jenis antibiotik manakah yang kita pilih?
Pilihan antibiotik terutama tergantung pada infeksi bakteri yang menyebabkannya. Hal ini karena setiap antibiotik hanya efektif terhadap bakteri dan parasit tertentu. Misalnya, jika seseorang mengalami pneumonia, dokter tahu bakteri apa yang biasanya menyebabkan pneumonia. Sehingga dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut.
Selain itu, ada faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: seberapa parah infeksinya, seberapa baik fungsi ginjal dan hati, jadwal dosis, obat lain yang diminum, efek samping, riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu, atau jika hamil atau menyusui.
Itulah mengapa penggunaan antibiotik harus berdasarkan rekomendasi atau resep dokter.

Obat Golongan Anti Hipertensi

DIURETIK

Diuretik merupakan ‘initial drug choices’, obat ini biasanya menjadi pilihan untuk terapi awal HIPERTENSI yang tidak disertai dengan komplikasi / kondisi khusus.
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan cairan dan garam. Minum diuretik menyebabkan frekuensi miksi (kencing) jadi meningkat.
Contoh diuretik adalah HCT ('Hydro Chloro Tiazid').
Diuretik sering dikombinasikan dengan OBAT ANTI HIPERTENSI dari golongan lain. Saat ini sudah tersedia HCT dengan OBAT ANTI HIPERTENSI golongan lain dalam satu sediaan tablet.

GOLONGAN ‘ACE-INHIBITOR’

Yaitu 'Angiotensin-Converting Enzyme' (ACE) Inhibitor. Obat ini mencegah 'konstriksi' (pengkerutan) pembuluh darah akibat formasi hormon 'angiotensin II' dengan cara memblokade enzim ACE, mencegah pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Contoh obat golongan ini : Kaptopril.

GOLONGAN ‘ANGIOTENSIN-II RECEPTOR BLOCKERS’

Obat ini akan secara langsung memblokade aksi hormon angiotensin II. Obat ini dapat digunakan bila penggunaan ACE inhibitor menimbulkan keluhan / efek samping.
Contoh obat golongan ini : Valsartan, Telmisartan, Olmesartan.

GOLONGAN ‘BETA BLOCKER’ (PENYEKAT BETA)

Obat golongan ini memblokade aksi 'adrenalin' pada sistem saraf otonom, sehingga menurunkan frekuensi jantung (heart's rate) dan curah jantung (heart's output). Golongan 'beta blocker' juga akan mengurangi beban jantung.
Contoh obat golongan ini : Propanolol, Atenolol.

GOLONGAN ‘CALCIUM CHANNEL BLOCKER’

Obat ini melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan kapiler menurun. Obat ini mencegah masuknya 'Calsium' ke jaringan melalui 'Calcium Channel' sehingga akan me'relaksasi' (mengendurkan) dinding pembuluh darah arteri dan menurunkan kontraksi jantung.
Contoh obat golongan ini : Verapamil, Diltiazem, Nifedipine.

GOLONGAN ‘DIRECT RENIN INHIBITOR’ (DRI)

Obat golongan ini merupakan OBAT ANTI HIPERTENSI terbaru, memiliki efek menghambat hormon renin dari ginjal.
Contoh obat golongan ini: Aliskiren.